Artikel

Dapatkan artikel terbaru dari kami

Hari Kebangkitan Nasional 2025: UT Pontianak dan Ikhtiar Nyata Membangun SDM Kalimantan Barat

Pontianak, 20 Mei 2025 – Setiap tanggal 20 Mei, bangsa Indonesia memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) sebagai refleksi historis atas lahirnya semangat kolektif untuk bersatu, bangkit, dan memajukan negeri. Peringatan ini berakar dari berdirinya organisasi Budi Utomo pada tahun 1908, yang menjadi tonggak awal kesadaran nasional dan kebangkitan identitas kebangsaan di tengah penjajahan. Tahun ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia menetapkan tema Harkitnas ke-117 yaitu “Bangkit Bersama Wujudkan Indonesia Kuat”. Tema tersebut mengandung pesan mendalam bahwa kekuatan bangsa tidak terletak pada satu sektor saja, melainkan hadir dari kolaborasi berbagai pihak, termasuk pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Dalam konteks saat ini, kebangkitan nasional bukan hanya bermakna membebaskan diri dari penjajahan fisik, tetapi juga membebaskan rakyat dari ketertinggalan kualitas sumber daya manusia. Momentum ini penting untuk mengingatkan semua pemangku kepentingan bahwa pembangunan Indonesia yang kuat harus dimulai dari pembangunan manusia yang berdaya saing. Pendidikan menjadi pilar utama dalam agenda kebangkitan baru bangsa ini.

Salah satu wilayah yang tengah berjuang keras meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah Provinsi Kalimantan Barat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2023, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kalbar berada pada angka 70,79, masih di bawah rata-rata nasional yang telah mencapai 72,91. Komponen pendidikan, khususnya angka rata-rata lama sekolah dan harapan lama sekolah, menjadi penyumbang dominan rendahnya capaian IPM tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat Kalbar yang belum mendapatkan akses pendidikan tinggi secara layak, baik karena faktor geografis, ekonomi, maupun keterbatasan infrastruktur. Ketimpangan wilayah antara perkotaan dan pedesaan turut memperparah kesenjangan tersebut. Dalam situasi inilah peran institusi pendidikan terbuka seperti Universitas Terbuka (UT) Pontianak menjadi sangat signifikan keberadaannya dengan jumlah mahasiswa sebanyak 20.133. Dengan mengusung prinsip pembelajaran jarak jauh berbasis teknologi, UT Pontianak hadir untuk menjangkau mereka yang selama ini tersisih dari sistem pendidikan konvensional.

Universitas Terbuka Pontianak memosisikan dirinya sebagai lokomotif transformasi pendidikan tinggi yang inklusif dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat Kalimantan Barat. Melalui sistem pendidikan terbuka dan jarak jauh (PJJ), UT memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk kuliah tanpa harus meninggalkan tempat tinggal atau pekerjaannya. Bahkan, bagi mereka yang berada di wilayah terluar, terpencil, dan tertinggal (3T), UT Pontianak tetap bisa diakses berkat digitalisasi layanan dan platform belajar berbasis Learning Management System (LMS). Salah satu langkah strategis UT Pontianak adalah pendirian Sentra Layanan Universitas Terbuka (SALUT) di berbagai kabupaten, seperti Kapuas Hulu, Sambas, Ketapang, dan Landak. Kehadiran SALUT berfungsi sebagai pusat informasi, layanan pendaftaran, serta pembinaan akademik bagi mahasiswa di daerah tersebut. Dengan adanya SALUT, calon mahasiswa tidak perlu lagi menempuh perjalanan jauh ke kota untuk mendapatkan layanan pendidikan. Ini menjadi bukti konkret bagaimana UT Pontianak ikut membangkitkan semangat belajar masyarakat daerah dan mendekatkan layanan negara kepada rakyatnya.

Tidak hanya berhenti pada perluasan akses, UT Pontianak juga aktif dalam program penguatan kapasitas mahasiswa baru melalui pelatihan dan pembekalan keterampilan belajar mandiri. Setiap mahasiswa baru dibimbing untuk memahami cara belajar efektif secara daring, mengenal platform pembelajaran digital, serta strategi manajemen waktu yang tepat dalam menghadapi tantangan pendidikan jarak jauh. Kegiatan ini sangat penting mengingat banyak mahasiswa yang berasal dari latar belakang pendidikan menengah dengan literasi digital yang masih terbatas. Melalui pendampingan ini, UT Pontianak berharap seluruh mahasiswa mampu menyesuaikan diri dengan model pembelajaran yang mengedepankan kedisiplinan, kemandirian, dan tanggung jawab. Dalam jangka panjang, pendekatan ini diharapkan dapat meningkatkan angka kelulusan, mempercepat waktu studi, serta menghasilkan lulusan yang siap pakai di dunia kerja. Komitmen ini merupakan bagian dari kontribusi nyata UT dalam meningkatkan dimensi pendidikan dalam struktur IPM Kalimantan Barat. Tanpa penguatan kapasitas, akses pendidikan hanya menjadi formalitas tanpa kualitas.

Lebih dari itu, UT Pontianak juga mengembangkan kemitraan strategis dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) sebagai upaya menyelaraskan kompetensi lulusan dengan kebutuhan pasar kerja. Kegiatan seperti Seminar Akademik dan Industry Gathering menjadi ajang penting untuk mempertemukan akademisi, mahasiswa, dan pelaku usaha dalam merumuskan strategi peningkatan kualitas SDM lokal. Kolaborasi ini diarahkan agar lulusan UT Pontianak tidak hanya memiliki ijazah, tetapi juga keterampilan yang relevan dengan dinamika ekonomi daerah dan nasional. Dengan menjembatani dunia pendidikan dan industri, UT Pontianak turut memperkuat daya saing tenaga kerja asal Kalimantan Barat. Hal ini tentu berdampak positif pada peningkatan pendapatan masyarakat, penurunan angka pengangguran terdidik, serta perbaikan aspek ekonomi dalam struktur IPM. Kebijakan ini selaras dengan semangat Harkitnas 2025 untuk membangun Indonesia yang kuat secara kolektif dan inklusif. UT bukan sekadar kampus, melainkan agen perubahan sosial dan ekonomi di wilayahnya.

Direktur UT Pontianak, Dr. Romi Siswanto, M.Si, dalam berbagai kesempatan menegaskan bahwa keberadaan UT bukan sekadar memberi gelar akademik, melainkan menghadirkan harapan dan masa depan baru bagi masyarakat Kalimantan Barat. Menurutnya, semangat kebangkitan nasional hari ini harus dimaknai dalam konteks kekinian, yakni memperjuangkan keadilan pendidikan di seluruh pelosok negeri. “Kami percaya bahwa kebangkitan bukan hanya soal mengenang sejarah, tapi juga soal menciptakan sejarah baru. Dan sejarah baru itu dimulai ketika anak-anak muda dari pedalaman Kalimantan Barat bisa kuliah, lulus, dan kembali membangun kampung halamannya,” ungkapnya. Ia menambahkan bahwa UT Pontianak akan terus memperluas jangkauan, memperkuat kualitas layanan, dan memperbanyak kolaborasi demi terwujudnya Kalbar yang lebih maju. Perjuangan memperkuat IPM Kalbar adalah perjuangan panjang yang menuntut keberpihakan, inovasi, dan ketekunan dari semua pihak. Dan di tengah semua itu, UT hadir sebagai simbol kebangkitan pendidikan di tanah Borneo.

Peringatan Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 2025 bukan sekadar seremoni tahunan, melainkan momen refleksi nasional untuk melihat sejauh mana bangsa ini telah bangkit dan melangkah ke depan. Di Kalimantan Barat, kebangkitan itu diwujudkan melalui kerja-kerja nyata Universitas Terbuka Pontianak dalam memperluas akses pendidikan, meningkatkan kualitas pembelajaran, serta membangun kolaborasi strategis lintas sektor. Tema “Bangkit Bersama Wujudkan Indonesia Kuat” menemukan maknanya yang paling relevan ketika disandingkan dengan upaya UT Pontianak dalam mengangkat IPM Kalbar menuju standar nasional. Di tengah tantangan geografis dan keterbatasan infrastruktur, UT tetap setia menghadirkan pendidikan sebagai jalan kebangkitan sejati. Dengan semangat Harkitnas, UT Pontianak membuktikan bahwa pendidikan tinggi tidak lagi menjadi hak eksklusif masyarakat kota, melainkan hak semua warga negara. Inilah semangat baru kebangkitan nasional: membangun bangsa dari daerah, memerdekakan rakyat melalui ilmu, dan memperkuat Indonesia dari pinggiran.

Baca Selengkapnya
Hari Kebangkitan Nasional 2025: UT Pontianak dan Ikhtiar Nyata Membangun SDM Kalimantan Barat

Pontianak, 20 Mei 2025 – Setiap tanggal 20 Mei, bangsa Indonesia memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) sebagai refleksi historis atas lahirnya semangat kolektif untuk bersatu, bangkit, dan memajukan negeri. Peringatan ini berakar dari berdirinya organisasi Budi Utomo pada tahun 1908, yang menjadi tonggak awal kesadaran nasional dan kebangkitan identitas kebangsaan di tengah penjajahan. Tahun ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia menetapkan tema Harkitnas ke-117 yaitu “Bangkit Bersama Wujudkan Indonesia Kuat”. Tema tersebut mengandung pesan mendalam bahwa kekuatan bangsa tidak terletak pada satu sektor saja, melainkan hadir dari kolaborasi berbagai pihak, termasuk pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Dalam konteks saat ini, kebangkitan nasional bukan hanya bermakna membebaskan diri dari penjajahan fisik, tetapi juga membebaskan rakyat dari ketertinggalan kualitas sumber daya manusia. Momentum ini penting untuk mengingatkan semua pemangku kepentingan bahwa pembangunan Indonesia yang kuat harus dimulai dari pembangunan manusia yang berdaya saing. Pendidikan menjadi pilar utama dalam agenda kebangkitan baru bangsa ini.

Salah satu wilayah yang tengah berjuang keras meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah Provinsi Kalimantan Barat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2023, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kalbar berada pada angka 70,79, masih di bawah rata-rata nasional yang telah mencapai 72,91. Komponen pendidikan, khususnya angka rata-rata lama sekolah dan harapan lama sekolah, menjadi penyumbang dominan rendahnya capaian IPM tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat Kalbar yang belum mendapatkan akses pendidikan tinggi secara layak, baik karena faktor geografis, ekonomi, maupun keterbatasan infrastruktur. Ketimpangan wilayah antara perkotaan dan pedesaan turut memperparah kesenjangan tersebut. Dalam situasi inilah peran institusi pendidikan terbuka seperti Universitas Terbuka (UT) Pontianak menjadi sangat signifikan keberadaannya dengan jumlah mahasiswa sebanyak 20.133. Dengan mengusung prinsip pembelajaran jarak jauh berbasis teknologi, UT Pontianak hadir untuk menjangkau mereka yang selama ini tersisih dari sistem pendidikan konvensional.

Universitas Terbuka Pontianak memosisikan dirinya sebagai lokomotif transformasi pendidikan tinggi yang inklusif dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat Kalimantan Barat. Melalui sistem pendidikan terbuka dan jarak jauh (PJJ), UT memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk kuliah tanpa harus meninggalkan tempat tinggal atau pekerjaannya. Bahkan, bagi mereka yang berada di wilayah terluar, terpencil, dan tertinggal (3T), UT Pontianak tetap bisa diakses berkat digitalisasi layanan dan platform belajar berbasis Learning Management System (LMS). Salah satu langkah strategis UT Pontianak adalah pendirian Sentra Layanan Universitas Terbuka (SALUT) di berbagai kabupaten, seperti Kapuas Hulu, Sambas, Ketapang, dan Landak. Kehadiran SALUT berfungsi sebagai pusat informasi, layanan pendaftaran, serta pembinaan akademik bagi mahasiswa di daerah tersebut. Dengan adanya SALUT, calon mahasiswa tidak perlu lagi menempuh perjalanan jauh ke kota untuk mendapatkan layanan pendidikan. Ini menjadi bukti konkret bagaimana UT Pontianak ikut membangkitkan semangat belajar masyarakat daerah dan mendekatkan layanan negara kepada rakyatnya.

Tidak hanya berhenti pada perluasan akses, UT Pontianak juga aktif dalam program penguatan kapasitas mahasiswa baru melalui pelatihan dan pembekalan keterampilan belajar mandiri. Setiap mahasiswa baru dibimbing untuk memahami cara belajar efektif secara daring, mengenal platform pembelajaran digital, serta strategi manajemen waktu yang tepat dalam menghadapi tantangan pendidikan jarak jauh. Kegiatan ini sangat penting mengingat banyak mahasiswa yang berasal dari latar belakang pendidikan menengah dengan literasi digital yang masih terbatas. Melalui pendampingan ini, UT Pontianak berharap seluruh mahasiswa mampu menyesuaikan diri dengan model pembelajaran yang mengedepankan kedisiplinan, kemandirian, dan tanggung jawab. Dalam jangka panjang, pendekatan ini diharapkan dapat meningkatkan angka kelulusan, mempercepat waktu studi, serta menghasilkan lulusan yang siap pakai di dunia kerja. Komitmen ini merupakan bagian dari kontribusi nyata UT dalam meningkatkan dimensi pendidikan dalam struktur IPM Kalimantan Barat. Tanpa penguatan kapasitas, akses pendidikan hanya menjadi formalitas tanpa kualitas.

Lebih dari itu, UT Pontianak juga mengembangkan kemitraan strategis dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) sebagai upaya menyelaraskan kompetensi lulusan dengan kebutuhan pasar kerja. Kegiatan seperti Seminar Akademik dan Industry Gathering menjadi ajang penting untuk mempertemukan akademisi, mahasiswa, dan pelaku usaha dalam merumuskan strategi peningkatan kualitas SDM lokal. Kolaborasi ini diarahkan agar lulusan UT Pontianak tidak hanya memiliki ijazah, tetapi juga keterampilan yang relevan dengan dinamika ekonomi daerah dan nasional. Dengan menjembatani dunia pendidikan dan industri, UT Pontianak turut memperkuat daya saing tenaga kerja asal Kalimantan Barat. Hal ini tentu berdampak positif pada peningkatan pendapatan masyarakat, penurunan angka pengangguran terdidik, serta perbaikan aspek ekonomi dalam struktur IPM. Kebijakan ini selaras dengan semangat Harkitnas 2025 untuk membangun Indonesia yang kuat secara kolektif dan inklusif. UT bukan sekadar kampus, melainkan agen perubahan sosial dan ekonomi di wilayahnya.

Direktur UT Pontianak, Dr. Romi Siswanto, M.Si, dalam berbagai kesempatan menegaskan bahwa keberadaan UT bukan sekadar memberi gelar akademik, melainkan menghadirkan harapan dan masa depan baru bagi masyarakat Kalimantan Barat. Menurutnya, semangat kebangkitan nasional hari ini harus dimaknai dalam konteks kekinian, yakni memperjuangkan keadilan pendidikan di seluruh pelosok negeri. “Kami percaya bahwa kebangkitan bukan hanya soal mengenang sejarah, tapi juga soal menciptakan sejarah baru. Dan sejarah baru itu dimulai ketika anak-anak muda dari pedalaman Kalimantan Barat bisa kuliah, lulus, dan kembali membangun kampung halamannya,” ungkapnya. Ia menambahkan bahwa UT Pontianak akan terus memperluas jangkauan, memperkuat kualitas layanan, dan memperbanyak kolaborasi demi terwujudnya Kalbar yang lebih maju. Perjuangan memperkuat IPM Kalbar adalah perjuangan panjang yang menuntut keberpihakan, inovasi, dan ketekunan dari semua pihak. Dan di tengah semua itu, UT hadir sebagai simbol kebangkitan pendidikan di tanah Borneo.

Peringatan Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 2025 bukan sekadar seremoni tahunan, melainkan momen refleksi nasional untuk melihat sejauh mana bangsa ini telah bangkit dan melangkah ke depan. Di Kalimantan Barat, kebangkitan itu diwujudkan melalui kerja-kerja nyata Universitas Terbuka Pontianak dalam memperluas akses pendidikan, meningkatkan kualitas pembelajaran, serta membangun kolaborasi strategis lintas sektor. Tema “Bangkit Bersama Wujudkan Indonesia Kuat” menemukan maknanya yang paling relevan ketika disandingkan dengan upaya UT Pontianak dalam mengangkat IPM Kalbar menuju standar nasional. Di tengah tantangan geografis dan keterbatasan infrastruktur, UT tetap setia menghadirkan pendidikan sebagai jalan kebangkitan sejati. Dengan semangat Harkitnas, UT Pontianak membuktikan bahwa pendidikan tinggi tidak lagi menjadi hak eksklusif masyarakat kota, melainkan hak semua warga negara. Inilah semangat baru kebangkitan nasional: membangun bangsa dari daerah, memerdekakan rakyat melalui ilmu, dan memperkuat Indonesia dari pinggiran.

UT Pontianak Jalin Kerja Sama Strategis dengan SALUT Abdurachman Senujuh Sambas, Perluas Akses Pendidikan Jarak Jauh di Kalbar

Sambas  (09/05/2025), Universitas Terbuka (UT) Pontianak terus menunjukkan komitmen nyatanya dalam memperluas jangkauan pendidikan tinggi di seluruh pelosok Kalimantan Barat. Salah satu langkah konkret yang diambil adalah menjalin kerja sama kelembagaan dengan Sentra Layanan Universitas Terbuka (SALUT) Abdurachman Senujuh Sambas. Kerja sama ini diwujudkan melalui penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara UT Pontianak dan SALUT yang berlokasi di Jl. Raya Kartiasa, Komplek Pasar Rakyat Kartiasa, Dusun Simpang Kartiasa, Kecamatan Sambas. Momentum penandatanganan ini menjadi simbol komitmen bersama dalam mendekatkan layanan pendidikan tinggi terbuka dan jarak jauh kepada masyarakat luas, terutama di daerah-daerah yang selama ini kurang terjangkau oleh pendidikan formal konvensional. Dengan kerja sama ini, masyarakat di Kabupaten Sambas kini dapat mengakses layanan pendidikan UT secara lebih mudah, cepat, dan berkualitas. Penandatanganan PKS ini sekaligus menjadi bagian dari strategi UT dalam memperkuat sistem layanan berbasis kemitraan lokal yang adaptif dan berorientasi pada pelayanan prima. Keberadaan SALUT diharapkan mampu menjadi simpul layanan pendidikan yang efektif di tengah masyarakat Sambas dan sekitarnya.

Penandatanganan kerja sama ini dilakukan langsung oleh Direktur UT Pontianak, Dr. Romi Siswanto, M.Si., yang hadir untuk memastikan implementasi kolaborasi berjalan dengan komitmen kuat dari kedua belah pihak. Dalam acara tersebut, ia didampingi oleh Manajer Marketing dan Registrasi UT Pontianak, Fahriransyah, SE, MM., yang selama ini berperan aktif dalam pengembangan jaringan kemitraan UT di Kalimantan Barat. Sementara itu, dari pihak mitra hadir langsung Kepala SALUT Abdurachman Senujuh, Bapak Abdurachman, SE., M.Si., yang menyambut kerja sama ini dengan antusias dan penuh optimisme. Acara penandatanganan berlangsung dalam suasana penuh semangat dan kekeluargaan, mencerminkan semangat kolaborasi dalam membangun ekosistem pendidikan tinggi yang lebih inklusif. Kedua belah pihak menyampaikan harapan besar agar kerja sama ini bukan sekadar seremoni administratif, tetapi menjadi titik awal dari peningkatan layanan dan kualitas pendidikan terbuka di wilayah Sambas. Lokasi SALUT yang berada di tengah komunitas pasar rakyat juga dipandang sangat strategis untuk menjangkau berbagai lapisan masyarakat, termasuk pelaku UMKM, tenaga kerja lokal, hingga generasi muda. Kolaborasi ini menjadi bukti bahwa pendidikan tinggi bukan lagi milik kota besar, tetapi hak semua warga negara di mana pun mereka berada.

Dalam sambutannya, Dr. Romi Siswanto menegaskan bahwa hadirnya SALUT Abdurachman Senujuh merupakan langkah besar menuju pemerataan layanan UT di wilayah perbatasan dan pedesaan Kalimantan Barat. Ia menyebutkan bahwa SALUT ini merupakan SALUT ketiga di Kabupaten Sambas dan menjadi SALUT ke-24 di Kalimantan Barat secara keseluruhan. Angka ini mencerminkan progresifitas UT dalam memperluas jejaring layanan berbasis daerah dengan pendekatan kolaboratif dan desentralisasi. Menurutnya, kehadiran SALUT tidak hanya sebagai kantor pelayanan, tetapi juga sebagai pusat informasi dan konsultasi akademik yang mampu membangun koneksi langsung antara kampus dan masyarakat. Ia menambahkan bahwa UT sebagai perguruan tinggi negeri berbasis pendidikan jarak jauh, memiliki tanggung jawab sosial untuk menjangkau kelompok-kelompok masyarakat yang selama ini belum tersentuh oleh pendidikan tinggi. Dengan memanfaatkan teknologi informasi dan jejaring mitra lokal seperti SALUT, UT menghadirkan model pendidikan masa depan yang inklusif dan fleksibel. Ia mengajak masyarakat Sambas untuk tidak ragu memanfaatkan kesempatan emas ini, karena belajar di UT kini semakin mudah, terjangkau, dan berkualitas.

Kepala SALUT Abdurachman Senujuh, Bapak Abdurachman, SE., M.Si., dalam sambutannya menyampaikan komitmen tinggi untuk mendukung sepenuhnya implementasi layanan UT di wilayah Sambas. Ia menekankan pentingnya kehadiran SALUT sebagai jembatan yang menghubungkan masyarakat lokal dengan dunia pendidikan tinggi nasional. Melalui kerja sama ini, pihaknya bertekad menjadikan SALUT sebagai pusat layanan prima, yang tidak hanya memberikan informasi akademik, tetapi juga menghadirkan pengalaman belajar yang menyenangkan dan memberdayakan. Pihaknya telah mempersiapkan infrastruktur layanan, termasuk dukungan tenaga administrasi yang kompeten, ruang konsultasi, serta fasilitas pendukung digital yang memungkinkan pelayanan berlangsung cepat dan efisien. Ia juga menyebutkan bahwa seluruh layanan UT, mulai dari registrasi, tutorial, hingga ujian, kini dapat dilakukan secara daring maupun luring terbatas dengan bantuan SALUT. Dengan pendekatan yang ramah dan profesional, ia berharap kepercayaan masyarakat terhadap UT semakin meningkat dan berimplikasi pada pertumbuhan jumlah mahasiswa aktif dari wilayah Sambas dan sekitarnya. Pihaknya juga membuka diri terhadap kolaborasi lebih lanjut, termasuk penyuluhan, seminar, dan kegiatan pengabdian masyarakat bersama UT Pontianak.

Kerja sama ini diharapkan mampu memperkuat misi Universitas Terbuka dalam menyediakan akses pendidikan tinggi yang terbuka bagi seluruh warga negara tanpa batas geografis, sosial, maupun ekonomi. UT sebagai pelopor pendidikan jarak jauh di Indonesia terus berinovasi dalam memberikan layanan berbasis digital yang terjangkau, fleksibel, dan bermutu. Dengan dukungan SALUT, proses belajar-mengajar dapat berlangsung lebih efisien karena mahasiswa tidak lagi harus datang jauh-jauh ke kantor UT pusat atau regional. Mereka dapat berkonsultasi, mendaftar, mengikuti tutorial, hingga melakukan ujian dengan lebih dekat dan nyaman di wilayahnya sendiri. Inisiatif ini juga menjadi jawaban atas tantangan geografis Kalimantan Barat yang luas dan didominasi daerah pedalaman, di mana akses pendidikan masih menjadi persoalan serius. Melalui sinergi antara pusat dan daerah, UT menunjukkan bahwa kualitas pendidikan tidak boleh ditentukan oleh lokasi, tetapi oleh komitmen untuk melayani semua kalangan secara setara. Ke depan, kerja sama ini diharapkan menjadi role model bagi pengembangan layanan pendidikan tinggi jarak jauh di wilayah lain di Indonesia.

Dengan penandatanganan PKS ini, UT Pontianak optimistis dapat meningkatkan partisipasi masyarakat Kalimantan Barat dalam pendidikan tinggi, sekaligus mendorong transformasi sistem pembelajaran ke arah yang lebih modern dan adaptif. Direktur UT Pontianak menekankan bahwa pendekatan pendidikan jarak jauh yang berbasis teknologi menjadi solusi cerdas bagi masyarakat yang memiliki keterbatasan waktu, biaya, maupun lokasi. Kolaborasi dengan SALUT juga menjadi bentuk nyata dari strategi UT dalam membangun konektivitas sosial dan akademik di wilayah-wilayah yang selama ini kurang tersentuh oleh perguruan tinggi konvensional. Harapan besar disematkan pada tumbuhnya generasi pembelajar seumur hidup (lifelong learners) yang lahir dari daerah-daerah seperti Sambas, yang kini memiliki akses yang sama terhadap pendidikan berkualitas. Dengan demikian, kerja sama ini bukan hanya tentang mendirikan kantor pelayanan, tetapi lebih jauh, tentang mendirikan jembatan harapan bagi masa depan pendidikan Indonesia yang lebih merata dan berkeadilan. Universitas Terbuka akan terus bergerak, menyapa masyarakat, dan memastikan bahwa tak satu pun anak bangsa tertinggal dari kesempatan untuk meraih masa depan lewat pendidikan.

Baca Selengkapnya
Pendidikan Bermutu untuk Semua: Kiprah Universitas Terbuka dalam Menjawab Panggilan Semesta

Hari Pendidikan Nasional 2025 kembali mengingatkan kita akan pentingnya kolaborasi dan partisipasi semua pihak dalam mewujudkan pendidikan yang inklusif dan bermutu. Tema tahun ini, “Partisipasi Semesta Wujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua,” selaras dengan semangat dan misi Universitas Terbuka (UT) yang sejak 1984 telah menjelma menjadi pionir pendidikan jarak jauh di Indonesia.

Sebagai Perguruan Tinggi Negeri ke-45, UT hadir melalui Keputusan Presiden Nomor 41 Tahun 1984 dengan mandat mulia: memperluas akses pendidikan tinggi kepada seluruh rakyat Indonesia, tanpa mengenal batas usia, wilayah geografis, atau status sosial ekonomi. Di tengah kondisi geografis Indonesia yang menantang, UT telah menjadi jembatan yang memungkinkan siapa saja belajar dari mana saja dan kapan saja.

Sistem pembelajaran terbuka dan jarak jauh yang diterapkan UT memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi terkini. Mahasiswa UT dapat belajar secara fleksibel, sambil tetap bekerja atau menjalankan peran sosial lainnya. Dalam semangat partisipasi semesta, UT terus membangun kemitraan dengan berbagai pihak, mulai dari pemerintah daerah, lembaga donor, hingga sektor swasta, untuk menyediakan beasiswa, akses internet gratis, hingga Sentra Layanan UT (SALUT) di berbagai daerah .

Kualitas pendidikan di UT tidak hanya diakui secara nasional, tetapi juga internasional. UT telah memperoleh akreditasi institusi “A” dan menyelenggarakan 46 program studi dari jenjang diploma hingga doktoral. Ini adalah bukti nyata bahwa pendidikan bermutu dapat dijangkau oleh siapa pun, termasuk mereka yang berada di pelosok tanah air, tenaga kerja di luar negeri, maupun kelompok masyarakat yang sebelumnya terpinggirkan dari sistem pendidikan formal konvensional.

Hari Pendidikan Nasional 2025 ini menjadi momentum refleksi atas kontribusi nyata UT dalam membangun masyarakat pembelajar. Dengan biaya pendidikan yang terjangkau dan pendekatan belajar yang mandiri dan adaptif, UT telah memberdayakan jutaan mahasiswa dari berbagai latar belakang—mahasiswa baru, pekerja, ibu rumah tangga, hingga alumni yang kini berkontribusi di berbagai sektor.

Partisipasi semesta dalam pendidikan bukan sekadar slogan. UT membuktikan bahwa ketika negara hadir melalui kebijakan yang inklusif, didukung oleh teknologi dan kolaborasi lintas sektor, maka pendidikan bermutu untuk semua bukanlah utopia, melainkan kenyataan yang bisa dicapai.

Ayo lanjutkan perjuangan mencerdaskan bangsa bersama Universitas Terbuka—Universitas Negeri, Akreditasi A, Biaya Terjangkau, dan Bisa Sambil Kerja!

Kunjungi: www.ut.ac.id
Lihat daftar jurusan di: https://www.ut.ac.id/program-studi

Baca Selengkapnya
IKA UT Pontianak Gelar Seminar Akademik dan Industri Gathering: Satukan Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha di Kalimantan Barat

Pontianak, 6 Mei 2025 – Ikatan Alumni Universitas Terbuka (IKA UT) Pontianak sukses menyelenggarakan Seminar Akademik bertajuk “Pemberdayaan Peran Alumni UT dalam Transformasi Sosial dan Ekonomi: Kontribusi untuk Kalimantan Barat dan SDGs”. Kegiatan ini bukan hanya menjadi ajang ilmiah, tetapi juga momentum kolaboratif antara perguruan tinggi dan dunia industri.

Menariknya, sebelum seminar dimulai, IKA UT bekerja sama dengan Indonesia Career Center Network (ICCN) dan didukung penuh oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Terbuka, mengadakan Industri Gathering. Kegiatan ini mempertemukan tujuh perguruan tinggi terkemuka di Kalimantan Barat dengan berbagai pelaku industri untuk membangun sinergi nyata dalam penyiapan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.

Perguruan tinggi yang hadir meliputi Universitas Tanjungpura, Universitas PGRI Pontianak, Universitas Widya Dharma, Universitas OSO, Universitas BSI Pontianak, Politeknik Negeri Pontianak, dan UT Pontianak sendiri. Sementara dari kalangan industri, hadir antara lain PT Bank Mandiri, PT Bank BTN, FIF Group, Bank Jago, CBN, dan Aremko Group. Forum ini menjadi ruang dialog strategis antara “produsen” tenaga kerja—yakni perguruan tinggi—dan “pengguna” tenaga kerja, yaitu industri. Tujuannya jelas: menyelaraskan supply and demand, serta membentuk lulusan yang siap pakai.

Hadir secara langsung dalam kegiatan ini, Sekretaris Jenderal ICCN, Dr. Teddy Indira Budiman, S.Psi., MM, serta perwakilan dari LPPM UT Pusat, Prof. Dr. Rini Fatmasari. Kehadiran mereka memperkuat pentingnya konektivitas antara pusat karier kampus dan kebutuhan riil dunia kerja.

Sebagai informasi, Indonesia Career Center Network (ICCN) merupakan jaringan nasional pusat karier di berbagai perguruan tinggi Indonesia yang bertujuan memperkuat koneksi antara kampus dan dunia kerja. Didirikan pada 2016, ICCN menjadi forum strategis berbagi praktik terbaik, pelatihan pengembangan karier, dan menjembatani lulusan dengan perusahaan. Dalam perannya, ICCN juga aktif membangun ekosistem berkelanjutan yang melibatkan pemerintah, akademisi, dunia usaha, dan alumni untuk memperkuat kompetensi tenaga kerja Indonesia, termasuk di wilayah-wilayah seperti Kalimantan Barat.

Rangkaian kegiatan dilanjutkan dengan Seminar Akademik yang dimulai pukul 10.30 WIB. Dalam sesi utama, Dr. Teddy Indira Budiman membawakan materi bertajuk “Pengembangan Karir bagi Lulusan Universitas Terbuka”. Suasana seminar berlangsung dinamis dan interaktif. Mahasiswa antusias mengajukan pertanyaan seputar peluang kerja di masa depan. Menanggapi hal tersebut, Dr. Teddy menegaskan bahwa saat ini banyak jenis pekerjaan yang dapat dilakukan secara remote atau jarak jauh, yang sejalan dengan profil lulusan UT yang terbiasa belajar secara daring. Hanya satu kompetensi kunci yang mutlak dikuasai agar dapat bersaing: bahasa Inggris.

Melalui kegiatan ini, IKA UT Pontianak berharap dapat terus menjadi jembatan strategis antara perguruan tinggi dan industri, membuka jalan kolaborasi yang lebih luas untuk mendorong transformasi sosial dan ekonomi di Kalimantan Barat. Semangat alumni, institusi pendidikan, dan dunia usaha kini bersatu demi kemajuan daerah dan pencapaian target Sustainable Development Goals (SDGs).

Baca Selengkapnya
OSMB dan PKBJJ menjadi Momen Berharga bagi Mahasiswa Baru

Sanggau, 2024 - Universitas Terbuka (UT) Pontianak melalui Layanan Pelatihan Keterampilan Jarak Jauh (LPKBJJ) sukses menggelar Orientasi Studi Mahasiswa Baru (OSMB) di Kabupaten Sanggau untuk masa 2024 genap. Acara yang dihadiri oleh ratusan mahasiswa baru ini berlangsung meriah dan penuh semangat.

Dalam acara tersebut, mahasiswa baru diberikan pembekalan mengenai sistem pembelajaran di UT, termasuk model pembelajaran jarak jauh yang fleksibel dan mandiri. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan mahasiswa dengan sistem akademik, layanan pendidikan, serta berbagai fasilitas yang tersedia di UT agar mereka dapat menyesuaikan diri dengan pola belajar yang berbeda dari perguruan tinggi konvensional.

Turut hadir dalam acara ini Penjabat Sekretaris Daerah Kabupaten Sanggau, dosen, tutor, serta tenaga kependidikan yang memberikan sambutan dan motivasi kepada mahasiswa. Dalam sambutannya, perwakilan dari UT Pontianak menekankan pentingnya disiplin, kemandirian, serta manajemen waktu yang baik bagi mahasiswa agar dapat sukses dalam menempuh pendidikan di UT.

Tidak hanya sesi akademik, UT Pontianak juga memberikan Pelatihan Keterampilan Belajar Jarak Jauh (PKBJJ) dengan menghadirkan berbagai kegiatan interaktif, seperti sesi tanya jawab, diskusi kelompok, serta Praktik belajar dan mengakses layanan UT Online yang dapat menjadi modal pengembangan diri bagi mahasiswa UT.

Dengan terselenggaranya LPKBJJ ini, diharapkan mahasiswa baru dapat memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai sistem pembelajaran di UT serta semakin termotivasi dalam menempuh pendidikan mereka. Acara ini menjadi awal dari perjalanan akademik mereka dalam mencapai impian melalui pendidikan tinggi yang fleksibel dan berkualitas.

Sebagai perguruan tinggi yang terus berkomitmen dalam menyediakan pendidikan berkualitas bagi seluruh masyarakat Indonesia, Universitas Terbuka terus berinovasi dalam memberikan layanan terbaik kepada mahasiswa, termasuk di wilayah Kabupaten Sanggau dan sekitarnya. Semoga mahasiswa baru yang telah mengikuti OSMB dan PKBJJ dapat meraih kesuksesan akademik dan berkontribusi positif bagi masyarakat di masa depan.

Baca Selengkapnya
Kabupaten Kubu Raya: Potret Dinamika dan Potensi

Kabupaten Kubu Raya, yang beribukota di Sungai Raya, resmi berdiri pada 17 Juli 2007, setelah memisahkan diri dari Kabupaten Pontianak. Dengan luas wilayah mencapai 8.567,99 km², kabupaten ini terdiri dari 9 kecamatan dan 118 desa. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pada tahun 2020, jumlah penduduk Kubu Raya mencapai 609.392 jiwa, dengan kepadatan sekitar 71 jiwa per km². Sebagai daerah yang relatif muda, Kubu Raya menunjukkan perkembangan yang signifikan dalam berbagai sektor.

Keindahan alam Kubu Raya menawarkan pesona yang memukau. Salah satu destinasi unggulan adalah Taman Wisata Alam Indah Lestari di Desa Sungai Deras, yang menyajikan panorama alam pegunungan dan kuliner khas hasil budi daya ikan nila. Equator Park di Desa Jeruju Besar, Kecamatan Sungai Kakap, menawarkan pemandangan matahari terbenam yang indah di tepi laut dan hutan mangrove yang asri. Selain itu, wisata susur muara Sungai Kakap memberikan pengalaman unik menyusuri sungai dengan perahu motor, sambil menikmati keindahan alam dan kehidupan masyarakat sekitar. Keragaman etnis di Kubu Raya, seperti suku Melayu, Dayak, dan Tionghoa, memperkaya budaya lokal dengan tradisi seni, adat istiadat, dan kuliner khas yang masih terjaga hingga kini.

Dalam bidang pendidikan, Kabupaten Kubu Raya terus berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. Namun, tantangan masih ada, terutama dalam meningkatkan angka partisipasi kasar (APK) pendidikan menengah dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Menurut data tahun 2023, Kubu Raya memiliki tingkat pengangguran sebesar 6,76%, yang merupakan tertinggi keempat di Kalimantan Barat. Hal ini menunjukkan perlunya peningkatan dalam sektor pendidikan dan pelatihan keterampilan untuk meningkatkan daya saing tenaga kerja lokal.

Kehadiran Universitas Terbuka (UT) di Kalimantan Barat memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan APK dan IPM di wilayah ini, termasuk di Kabupaten Kubu Raya. Dengan sistem pendidikan jarak jauh yang fleksibel, UT memungkinkan masyarakat, termasuk mereka yang berada di daerah terpencil, untuk mengakses pendidikan tinggi tanpa harus meninggalkan kampung halaman. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia di daerah.

Di Kabupaten Kubu Raya, UT hadir melalui Sentra Layanan Universitas Terbuka (SALUT) Kubu Raya, yang dipimpin oleh Bapak Suparman. SALUT ini berlokasi di Jalan Adisucipto Gang Asaka No. 20, Subfai Raya, Kabupaten Kubu Raya. Dengan adanya SALUT, diharapkan akses pendidikan tinggi menjadi lebih mudah dijangkau oleh masyarakat Kubu Raya, sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan kesejahteraan masyarakat setempat.

Dengan segala potensi yang dimiliki, mulai dari keindahan alam, kekayaan budaya, hingga upaya peningkatan kualitas pendidikan, Kabupaten Kubu Raya siap melangkah maju menuju masa depan yang gemilang. Sinergi antara pemerintah daerah, institusi pendidikan, dan masyarakat menjadi kunci dalam mewujudkan Kubu Raya yang lebih sejahtera dan berdaya saing tinggi. Mari bersama-sama menjaga dan mengembangkan potensi yang ada, demi kemajuan Bumi Khatulistiwa yang kita cintai.

Baca Selengkapnya
Kabupaten Kayong Utara: Pesisir yang Membara

Telul Batang (05/01/25). Kabupaten Kayong Utara, yang beribukota di Sukadana, resmi berdiri pada 2 Januari 2007. Dengan luas wilayah mencapai 4.568,26 km², kabupaten ini memiliki populasi sekitar 127.907 jiwa pada tahun 2020, dengan kepadatan penduduk sekitar 28 jiwa per km².  Wilayah administratifnya terdiri dari 6 kecamatan dan 43 desa, dengan Kecamatan Simpang Hilir sebagai daerah dengan jumlah penduduk terbesar, yaitu 37.724 jiwa.

Keindahan alam Kayong Utara menawarkan pesona yang memukau. Taman Nasional Gunung Palung, dengan lebih dari 80% wilayahnya berada di kabupaten ini, menyajikan hutan hujan tropis yang rimbun dan menjadi habitat bagi orangutan liar.  Pantai Pulau Datok adalah salah satu taman wisata alam yang ramai dikunjungi pada saat liburan atau hari biasa.  Selain itu, keragaman etnis, terutama suku Melayu dan Tionghoa, memperkaya budaya lokal dengan tradisi seni dan kuliner khas yang masih terjaga hingga kini.

Dalam bidang pendidikan, Kabupaten Kayong Utara terus berupaya meningkatkan kualitasnya. Namun, tantangan masih ada, terutama dalam meningkatkan angka partisipasi kasar (APK) pendidikan menengah dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang saat ini belum mencapai target optimal. Upaya peningkatan kualitas pendidikan menjadi fokus utama pemerintah daerah untuk mencetak generasi yang kompeten dan berdaya saing.

Kehadiran Universitas Terbuka (UT) di Kalimantan Barat memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan APK dan IPM di wilayah ini, termasuk di Kabupaten Kayong Utara. Dengan sistem pendidikan jarak jauh yang fleksibel, UT memungkinkan masyarakat, termasuk mereka yang berada di daerah terpencil, untuk mengakses pendidikan tinggi tanpa harus meninggalkan kampung halaman. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia di daerah.

Di Kabupaten Kayong Utara, UT hadir melalui Sentra Layanan Universitas Terbuka (SALUT) Teratai Putih, yang dipimpin oleh Bapak Moh. Pahmi, S.Pd. SALUT ini berlokasi di Jalan Telul Batang, Kan. Kayong Kalimantan Barat dan berperan aktif dalam memfasilitasi layanan pendidikan bagi mahasiswa UT di daerah ini. Dengan adanya SALUT, diharapkan akses pendidikan tinggi menjadi lebih mudah dijangkau oleh masyarakat Kayong Utara, sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan kesejahteraan masyarakat setempat.

Dengan segala potensi yang dimiliki, mulai dari keindahan alam, kekayaan budaya, hingga upaya peningkatan kualitas pendidikan, Kabupaten Kayong Utara siap melangkah maju menuju masa depan yang gemilang. Sinergi antara pemerintah daerah, institusi pendidikan, dan masyarakat menjadi kunci dalam mewujudkan Kayong Utara yang lebih sejahtera dan berdaya saing tinggi. Mari bersama-sama menjaga dan mengembangkan potensi yang ada, demi kemajuan Bumi Kayong Utara yang kita cintai.

 

Baca Selengkapnya
Kabupaten Kapuas Hulu nan Membiru

Putusibau (12/02/25), Kabupaten Kapuas Hulu, yang beribukota di Putussibau, merupakan salah satu daerah di Provinsi Kalimantan Barat dengan luas wilayah mencapai 29.842 km². Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pada tahun 2024, jumlah penduduknya mencapai 274.920 jiwa, dengan kepadatan sekitar 9 jiwa per km². Wilayah ini terdiri dari 23 kecamatan, 4 kelurahan, dan 278 desa. Dengan luas wilayah yang signifikan dan jumlah penduduk yang relatif sedikit, Kapuas Hulu menawarkan hamparan alam yang masih asri dan belum terjamah.

Keindahan alam Kapuas Hulu tak terbantahkan, dengan destinasi unggulan seperti Taman Nasional Danau Sentarum yang terkenal dengan ekosistem uniknya. Selain itu, Rumah Betang Melapi Patamuan di Kecamatan Putussibau Selatan dan Rumah Betang Sungai Utik di Kecamatan Embaloh Hulu menjadi saksi kekayaan budaya lokal. Kuliner khas seperti kerupuk basah juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Keragaman etnis, terutama suku Dayak dan Melayu, menambah kekayaan budaya dengan tradisi seni dan adat istiadat yang masih terjaga hingga kini.

Dalam bidang pendidikan, Kapuas Hulu menunjukkan perkembangan yang positif. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Kapuas Hulu pada tahun 2024 mencapai 68,77, meningkat 0,91 poin atau 1,34% dibanding tahun sebelumnya.  Namun, tantangan masih ada, terutama dalam meningkatkan angka partisipasi kasar (APK) pendidikan menengah yang saat ini belum mencapai target optimal.

Kehadiran Universitas Terbuka (UT) di Kalimantan Barat memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan APK dan IPM di wilayah ini, termasuk di Kapuas Hulu. Dengan sistem pendidikan jarak jauh yang fleksibel, UT memungkinkan masyarakat, termasuk mereka yang berada di daerah terpencil, untuk mengakses pendidikan tinggi tanpa harus meninggalkan kampung halaman. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia di daerah.

Di Kapuas Hulu, UT hadir melalui Sentra Layanan Universitas Terbuka (SALUT) yang berlokasi di Jalan M. Dahar, Putussibau Utara. SALUT Kapuas Hulu dipimpin oleh Ibu Verawati, S.Pd., yang berperan aktif dalam memfasilitasi layanan pendidikan bagi mahasiswa UT di daerah ini. Dengan adanya SALUT, diharapkan akses pendidikan tinggi menjadi lebih mudah dijangkau oleh masyarakat Kapuas Hulu, sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan kesejahteraan masyarakat setempat.

Dengan segala potensi yang dimiliki, mulai dari keindahan alam, kekayaan budaya, hingga upaya peningkatan kualitas pendidikan, Kabupaten Kapuas Hulu siap melangkah maju menuju masa depan yang cerah. Sinergi antara pemerintah daerah, institusi pendidikan, dan masyarakat menjadi kunci dalam mewujudkan Kapuas Hulu yang lebih sejahtera dan berdaya saing tinggi. Mari bersama-sama menjaga dan mengembangkan potensi yang ada, demi kemajuan Bumi Uncak Kapuas yang kita cintai.

Baca Selengkapnya
Kabupaten Sambas Seputih Kapas

Sambas (01/12/2024), Kabupaten Sambas, salah satu kabupaten di Provinsi Kalimantan Barat, memiliki sejarah panjang dan kaya akan nilai budaya. Secara administratif, Kabupaten Sambas resmi berdiri pada 15 Agustus 1956 berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956. Luas wilayah kabupaten ini mencapai sekitar 6.395,70 km², yang menjadikannya salah satu kabupaten strategis di Kalimantan Barat. Secara geografis, Sambas berbatasan langsung dengan Laut Natuna di barat, Negara Bagian Sarawak, Malaysia, di utara, Kabupaten Bengkayang di timur, dan Kota Singkawang serta Kabupaten Mempawah di selatan. Posisi ini menjadikan Sambas sebagai daerah dengan potensi besar dalam perdagangan, pariwisata, dan pertanian. Sungai Sambas Besar yang membelah wilayah ini tidak hanya menjadi sumber air tetapi juga jalur transportasi utama, terutama untuk masyarakat yang tinggal di pedalaman.

Kabupaten Sambas memiliki 19 kecamatan, di antaranya Kecamatan Sambas, Tebas, Pemangkat, Teluk Keramat, Paloh, Jawai, dan Galing. Kecamatan ini terbagi lagi menjadi 193 desa dan 6 kelurahan. Menurut data terbaru, jumlah penduduk Kabupaten Sambas mencapai lebih dari 630.000 jiwa. Penduduk ini terdiri dari berbagai suku yang hidup harmonis dalam keberagaman, seperti Melayu, Dayak, Tionghoa, Bugis, dan Jawa. Setiap suku membawa tradisi dan budaya yang memperkaya identitas Kabupaten Sambas. Misalnya, masyarakat Melayu mendominasi wilayah pesisir dengan tradisi maritim yang kuat, sementara masyarakat Dayak yang tinggal di pedalaman memiliki adat istiadat yang kental terkait pelestarian lingkungan. Keberagaman ini menjadikan Sambas sebagai miniatur Kalimantan yang mencerminkan harmoni antaretnis.

Dalam sektor pendidikan, Kabupaten Sambas terus berupaya meningkatkan kualitas dan pemerataan akses. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan menengah di Sambas mencapai 83,34%, menunjukkan sebagian besar remaja telah mendapatkan akses pendidikan hingga jenjang menengah. Namun, tantangan besar masih dihadapi dalam meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), yang saat ini berada pada angka 67,89. Dengan angka tersebut, Sambas menempati peringkat ketujuh di Kalimantan Barat. IPM yang relatif rendah ini menunjukkan adanya kebutuhan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, terutama di daerah pedalaman yang sulit dijangkau.

Pemerintah Kabupaten Sambas telah melakukan berbagai langkah untuk meningkatkan APK dan IPM, seperti pembangunan infrastruktur sekolah di desa-desa terpencil, program pelatihan bagi guru untuk meningkatkan kompetensi mereka, dan pemberian beasiswa kepada siswa berprestasi. Namun, kondisi geografis yang luas dan keberadaan desa-desa terpencil menjadi tantangan utama dalam mewujudkan pemerataan pendidikan. Beberapa daerah masih menghadapi kendala transportasi dan infrastruktur, yang mengakibatkan sulitnya akses ke fasilitas pendidikan yang memadai. Tantangan ini memerlukan dukungan dari berbagai pihak untuk menciptakan solusi yang berkelanjutan, termasuk kolaborasi dengan lembaga pendidikan tinggi seperti Universitas Terbuka (UT).

Dengan potensi yang besar dan tantangan yang signifikan, Kabupaten Sambas membutuhkan dukungan strategis untuk mengoptimalkan sumber daya manusia melalui pendidikan. Peran lembaga pendidikan tinggi yang fleksibel dan inklusif menjadi sangat penting dalam menciptakan peluang yang lebih besar bagi masyarakat Sambas untuk berkembang.

Universitas Terbuka (UT) hadir sebagai solusi untuk mengatasi tantangan pendidikan di Kabupaten Sambas. Sebagai perguruan tinggi negeri dengan akreditasi A, UT menawarkan pendidikan berkualitas dengan biaya yang terjangkau melalui sistem pembelajaran daring yang fleksibel. Slogan UT, “Menjangkau yang Tidak Terjangkau,” menggambarkan misi UT untuk memberikan akses pendidikan tinggi kepada masyarakat di daerah terpencil dan sulit dijangkau. Sistem pembelajaran ini sangat relevan bagi Kabupaten Sambas yang memiliki wilayah luas dan penduduk yang tersebar. Keunggulan UT juga terlihat dalam prestasinya sebagai perguruan tinggi dengan lulusan Guru P3K (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) terbanyak di Indonesia. Prestasi ini bahkan tercatat di Museum Rekor Indonesia (MURI), membuktikan kualitas lulusan UT yang tidak hanya mampu bersaing tetapi juga berkontribusi besar terhadap dunia pendidikan di Indonesia.

Untuk mendekatkan layanan pendidikan tinggi, UT Pontianak mendirikan Sentra Layanan Universitas Terbuka (SALUT) di 14 kabupaten/kota, termasuk di Kabupaten Sambas. Kehadiran SALUT memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk mengakses layanan akademik, administrasi, dan bimbingan belajar tanpa harus bepergian jauh. Dengan adanya SALUT, pendidikan tinggi berkualitas kini benar-benar hadir lebih dekat dengan masyarakat Kabupaten Sambas, membantu mereka yang sebelumnya sulit menjangkau akses pendidikan tinggi.

Bagi masyarakat Kabupaten Sambas yang ingin melanjutkan pendidikan tinggi, tersedia dua SALUT yang siap melayani Anda:

  1. SALUT Sigap Sambas, Kepala: Veny Safaria, S.Pd., M.Pd, Kontak: 081348822876, Alamat: Jalan Akhmad Yani No. 4, Desa Durian, Sambas
  2. SALUT Sambas 1 Lunggi, Kepala: Yudi Rahadi, S.P, Kontak: 082353028096, Alamat: Jalan Raya Saing Rambi No. 01, Sambas

Mari wujudkan mimpi pendidikan tinggi Anda bersama Universitas Terbuka. Dengan UT, pendidikan berkualitas kini bisa diakses oleh semua tanpa kendala jarak dan biaya. Bersama UT, Kabupaten Sambas akan terus melangkah maju dengan generasi yang cerdas dan berprestasi. “Semua Bisa Kuliah!”

 

Baca Selengkapnya